Photo by @afiftriyoga |
Bandung memang memiliki banyak sekali panorama alam yang selain dimanfaatkan sebagai liburan juga sebagai wahana edukasi. Salah satu dari berjuta tempat wisata tersebut yang terbaru ini adalah Tebing Citatah.
Tebing Citatah merupakan sebuah kawasan yang berupa tebing yang dengan nuansa morphologi yang berbukit dan terbentuk sebagian besar dari kapur. Hal inilah yang menjadikan Tebing Citatah terlihat unik dan berbeda dengan bukit – bukit pada umumnya.
Tebing Ekstrim Citatah juga sering menjadi bahan perbincangan di berbagai media lokal maupun nasional. Hal tersebut terjadi setelah KRBC ( Kelompok Riset Cekungan Bandung ) melakukan kajian terhadap kawasan tersebut. Diantara penemuan dari KRBC yang paling fenomenal adalah ditemukannya situs purba di Gua Pawon pada 9 Desember 2000. Sedangkan untuk penemuan lain berupa alat–alat batu dan tulang, gerabah, sisa tulang, dan gigi binatang.
Macam-Macam Tebing Citatah
Tebing Citatah sebenarnya merupakan daerah pertambangan kapur yang sangat produktif. Yang mana pertambangan tersebut telah berlangsung sejak mulai pertengahan abad ke–19 dan terus berlangsung sampai kini. Namun dulu belum seaktif seperti sekarang yang telah menggunakan alat canggih. Seperti dinamit untuk meledakkan bagian bukit yang mengandung gamping sehingga berdampak buruk terhadap kawasan wisata Citatah itu sendiri.Karena keluasan wilayahnya Tebing Citatah tidak hanya terdiri dari satu tebing saja. Tebing Citatah memiliki sebanyak tiga tebing yang menjulang sangat tinggi. Diantara ketiga tebing tersebut diantaranya adalah Tebing Citatah 48, Tebing Citatah 90 dan Tebing Citatah 125. Sejak beberapa tahun yang lalu ketiganya mulai sangat banyak didatangi para wisatawan baik lokal maupun asing.
Tebing Citatah 48
Tebing ini berlokasi di Jl. Pamucatan Raya, Bandung, Jawa Barat. Tebing ini sebenarnya memiliki nama resmi Gunung Manik dan berada di bawah pengawasan Kopassus, jika Anda melakukan pemanjatan, maka diperlukan izin kepada Kopassus dulu. Ketinggiannya sekitar 40–50 meter, makanya di sebut dengan tebing Citatah 48. Jenis batuan pada tebing ini adalah Karst atau kapur yang memiliki sekitar 25 jalur pemanjatan dengan kesulitan yang berbeda.Tebing Citatah 48 memiliki ciri khas yang membedakan dengan tebing lainnya yaitu dengan terdapatnya sebuah tugu berbentuk pisau belati yang menancap tepat berada di puncak tebing. Tugu Pisau belati raksasa ini menjadi ciri khas yang sangat mencolok. Untuk memakai tempat ini harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Pusat Pendidikan Latihan Pasukan Khusus atau Pusdipassus yang berada di Batu Jajar, Bandung Barat. Surat izin kegiatan harus diajukan jauh hari sebelumnya, kurang lebih sekitar 1 bulan karena akan melalui proses yang lama. Untuk ke Tebing Citatah 48, diperlukan perjalanan kurang lebih 15 menit dari Tebing Citatah 125.
Tebing Citatah 90
Tebing yang terletak di lokasi daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Jenis batuan karst atau kapur dengan ketinggian sekitar 90 meter dari permukaan tanah menghiasi tempat ini. Tebing tersebut terletak di lokasi sekitar pabrik penambangan batu karst. Tebing ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibanding yang lain. Nama resmi dari tebing ini adalah Gunung Pabeasa, yang memiliki sekitar 4 sampai 5 jalur pemanjatan yang biasa dipakai dan Tebing Citatah 90 memiliki permukaan yang cenderung rapuh.Tebing Citatah 125
Tebing Citatah 125 terletak pada Gunung kapur yang tertinggi di daerah Citatah, yaitu Gunung Singgalang, yang memiliki ketinggian tebing 125 meter sehingga disebut Tebing Citatah 125. Kawasan Tebing Citatah 125 ini menjadi pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di Bandung maupun Jabodetabek. Lokasinya sangat mudah dijangkau, karena terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung – Cianjur. Secara administrasi, tebing ini tepatnya berlokasi di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Sama seperti tebing lainnya di kawasan ini yang penamaannya diikuti dengan angka di belakangnya.Tebing Citatah 125 merupakan tebing dari Batuan Andesit dan Batuan Marmer, tingkat kesulitan dapat terbagi berdasar kelasnya, mulai dari tingkat normal sampai yang tersulit. Jalur pemanjatan banyak tesedia, sehingga bagi para pemanjat tinggal memilih jalur pemanjatan yang akan digunakannya, ada Jalur Hanoman dan Jalur Elang, kedua jalur ini memiliki karakteristik yang berbeda. Tebing Citatah 125 sering dijadikan tempat untuk latihan dari berbagai kalangan, mulai dari yang pemula sampai professional. Tebing ini adalah tempat paling populer dibanding batuan tegak lain yang ada di kawasan Citatah karena karakteristik jalur pemanjatan tebing ini sangat beragam, sehingga sangat cocok untuk kegiatan pendidikan pengenalan panjat tebing.
Akses ke Lokasi
Untuk menuju ke lokasi Tebing Citatah yang terletak di daerah Padalarang, Bandung, tepatnya berada di belakang pabrik Multi Marmer Alam. Waktu yang tempuh dari jalan raya menuju tebing kurang lebih 6 menit. Apabila ditempuh dengan berjalan kaki, untuk pengguna mobil dapat memarkirkan mobilnya di dekat tebing. Di sekitar tebing banyak terdapat kebun pertanian penduduk setempat.Bagi mereka yang hendak bermain menggunakan transportasi umum untuk ke Tebing Citatah, dari Jakarta dapat menggunakan dua jalur perjalanan, baik dari Ciawi ataupun dari Tol Cipularang yang baru dibangun. Biaya yang dikeluarkan untuk menuju lokasi cukup dengan membayar Rp. 20.000 – Rp. 25.000 perorang dari Terminal Kampung Rambutan yang melalui arah Ciawi, turun di depan Pabrik Multi Marmer Alam, dan dari arah Tol Cipularang cukup membayar Rp. 25.000 bisa naik dari Terminal Kampung Rambutan atau dari UKI. Namun, apabila naik dari UKI harus ditanyakan terlebih dahulu ke kernet bus, apakah nanti akan keluar tol Padalarang, karena kalau tidak akan lebih jauh lagi turunnya. Setelah keluar Tol Padalarang dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota yang menuju Raja Mandala turun di Pabrik Multi Marmer Alam cukup mambayar Rp. 2.000 – Rp. 2.500 perorang. Selama perjalanan, kita akan disuguhkan pemandangan yang indah baik yang melalui arah Ciawi atau pun dari Arah Tol Cipularang.
Selamat berlibur.
Sumber: Wikipedia